MTsN 8 Sleman Gelar Lomba Adzan untuk Siswa SD/MI dalam Rangka HAB ke-47

Kemenag Sleman News (MTsN 8 Sleman) — Suasana Perpustakaan Madyadesta dipenuhi suara merdu lantunan adzan dari para peserta Lomba Adzan dalam rangka Hari Amal Bhakti (HAB) ke-47 MTsN 8 Sleman, Senin (28/04/2025). Lomba ini diikuti oleh 17 peserta yang berasal dari siswa SD/MI kelas 1 hingga 6, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan menyemarakkan HAB ke-47 tahun ini.
Kepala MTsN 8 Sleman, H. Agus Sholeh, S.Ag., M.Pd., memberikan apresiasi terhadap semangat para peserta dan kerja keras panitia. “Adzan adalah panggilan suci. Ketika anak-anak kita bisa menyuarakannya dengan penuh penghayatan, di situlah nilai pendidikan karakter dan spiritual terbentuk. Lomba ini bukan sekadar kompetisi, tetapi pembinaan akhlak,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia HAB sekaligus Waka Humas, Rini Sri Hastuti, S.Pd., menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi motivasi bagi peserta untuk terus belajar dan berani tampil. “Kami berharap lomba ini menjadi pengalaman berharga bagi peserta. Dengan tampil di depan umum, mereka belajar percaya diri, disiplin, dan mencintai ibadah,” tuturnya.
Satu per satu peserta tampil di depan dewan juri dan para pendamping untuk melantunkan adzan dengan penuh percaya diri. Koordinator acara, Rahmanto Nugroho, S.Pd., menyampaikan bahwa lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak pada syiar Islam sejak usia dini, sekaligus mengenalkan MTsN 8 Sleman sebagai madrasah yang menjunjung tinggi nilai-nilai religius. “Ada tiga aspek penilaian utama dalam lomba ini, yakni makhraj (ketepatan makhraj dan tajwid), lagu adzan, dan adab atau sikap saat melantunkan adzan,” jelas Rahmanto.
Dari 17 peserta, panitia akan memilih 3 juara utama dan 2 juara harapan. Para pemenang akan diumumkan dan diberikan trophy, uang pembinaan, serta sertifikat pada puncak peringatan Hari Amal Bhakti ke-47 MTsN 8 Sleman yang akan digelar Rabu (30/04/2025).
Lomba adzan ini menambah semarak rangkaian kegiatan HAB MTsN 8 Sleman ke-47 yang dikemas edukatif dan religius, dengan harapan mampu mempererat hubungan antara madrasah dan masyarakat, sekaligus menjadi sarana regenerasi dalam melestarikan nilai-nilai keislaman sejak dini. (idw)
