Gotong Royong, Peserta Kemah Budaya MTsN 8 Sleman Bangun Tenda

Kemenag Sleman News (MTsN 8 Sleman) — Suasana Bumi Perkemahan Banyunibo pada Selasa (17/06/2025) tampak riuh namun penuh semangat saat ratusan siswa kelas VII MTsN 8 Sleman bergotong royong mendirikan tenda masing-masing kelompok dalam rangkaian hari pertama Kemah Budaya 2025. Kegiatan ini menjadi momen penting sekaligus awal pembentukan kerja sama, kemandirian, dan tanggung jawab di antara para peserta.
Seusai registrasi pagi, para siswa langsung diarahkan untuk mendirikan tenda di titik-titik yang telah ditentukan oleh panitia. Dibantu oleh Dewan Penggalang dan diawasi para pembina pramuka, setiap kelompok berupaya membangun tenda mereka dengan rapi dan kokoh. Tugas ini bukanlah hal mudah, terutama bagi siswa yang baru pertama kali mengikuti kegiatan perkemahan, namun mereka terlihat antusias dan bekerja sama dengan baik.
Dalam prosesnya, para siswa dibagi sesuai kelompok regu laki-laki dan perempuan. Mereka menyusun tiang, memasang tali dan pasak, hingga menegakkan gapura tenda sederhana yang diberi nama regu masing-masing. Beberapa siswa tampak memikul peralatan bersama, sementara yang lain menyiapkan bagian dalam tenda untuk kenyamanan selama tiga hari ke depan. Suasana kekeluargaan dan keceriaan begitu terasa, seiring sorak semangat yang saling mereka teriakkan antar kelompok.
Kak Dra. Hj. Hartini selaku pembina pramuka yang juga bertindak sebagai koordinator lapangan menyampaikan apresiasinya atas semangat siswa. “Kegiatan mendirikan tenda ini tidak hanya mengajarkan keterampilan lapangan, tetapi juga menjadi sarana memperkuat nilai gotong royong, komunikasi, dan tanggung jawab antarteman,” tuturnya.
Salah satu peserta, Shandy Aditya Atmoko dari kelas 7A, mengungkapkan kesannya saat mendirikan tenda. “Awalnya kami bingung pasang pasaknya gimana, tapi karena dibantu teman-teman dan kakak pembina, akhirnya jadi juga. Rasanya senang dan bangga bisa bikin tenda sendiri,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Kamabigus MTsN 8 Sleman, Agus Sholeh, S.Ag., menyatakan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai bentuk penguatan karakter siswa melalui pengalaman langsung di alam terbuka. “Sebelum mengikuti berbagai materi dan aktivitas kemah lainnya, anak-anak diajak merasakan kerja sama tim dalam kondisi nyata. Ini akan menjadi modal penting dalam kehidupan mereka ke depan,” ujarnya.
Pendirian tenda berlangsung hingga siang hari dan dilanjutkan dengan pengecekan kerapian serta keamanan oleh para pembina. Setelah semua tenda dinyatakan siap, kegiatan dilanjutkan dengan upacara pembukaan kemah. Semangat yang dibangun sejak mendirikan tenda menjadi awal yang baik untuk menyukseskan kegiatan selama tiga hari ke depan di bawah tema: “Tumbuh dalam Iman, Bersatu dalam Perbedaan, dan Bersinar untuk Nusantara.” (idw)