Kakankemenag Sleman Apresiasi MTsN 10: 32 Tahun Menumbuhkan Harmoni Religi dan Cinta Lingkungan

Kemenag Sleman News — Semangat pendidikan yang menyeimbangkan konsep dan realisasi nyata tampak kuat dalam peringatan Milad ke-32 MTsN 10 Sleman, Sabtu (25/10/2025).
Bertempat di Dome MTsN 10 Sleman, acara yang dihadiri ratusan siswa, guru, dan wali murid ini menjadi momentum istimewa bagi madrasah yang terus berinovasi dan beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan ruh religiusitas dan kepedulian lingkungannya.
Dalam suasana penuh semangat, Kepala MTsN 10 Sleman, Paija, menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan penyelenggaraan seluruh rangkaian milad yang telah dimulai jauh hari sebelumnya.
“Kami bersyukur atas kerja sama seluruh keluarga besar madrasah hingga acara puncak ini berjalan lancar. Milad kali ini bukan sekadar perayaan, tetapi wujud komitmen kami dalam menghadirkan pendidikan yang berkarakter, peduli lingkungan, dan selaras dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya.
Paija juga memperkenalkan dua inovasi unggulan yang menjadi kebanggaan madrasah: launching buku karya guru dan perangkat rainwater generator, sebuah inovasi edukatif untuk mengedukasi peserta didik tentang pentingnya konservasi air.
“Program ini kami dedikasikan sebagai kontribusi nyata madrasah dalam mendukung Asta Protas Menteri Agama, khususnya pada aspek ekoteologi—bagaimana ajaran agama menginspirasi kepedulian terhadap lingkungan,” imbuhnya penuh semangat.
Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, H. Nadhif, di dampingi Kasi Dikmad H. Tulus Dumadi. Bersama tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, H Nadhif menegaskan bahwa usia 32 tahun menjadi tanda kematangan dan kemapanan MTsN 10 Sleman dalam mencetak generasi unggul.
“Selamat kepada keluarga besar MTsN 10 Sleman. Di usia yang semakin matang ini, semoga madrasah semakin unggul, berprestasi, dan mendapat tempat di hati masyarakat,” ujarnya mengawali sambutan.
Selanjutnya ia juga menekankan pentingnya keseimbangan antara penguasaan ilmu pengetahuan dan pengamalan nilai-nilai agama dalam membentuk karakter siswa. Ia mengajak seluruh warga madrasah untuk menjadi Duta Religi, Duta Harmoni, dan Duta Ekoteologi.
“Anak-anak madrasah harus menjadi Duta Religi yang membawa nilai-nilai kebaikan di masyarakat, Duta Harmoni yang menjaga keberagaman bangsa, dan Duta Ekoteologi yang peduli pada kelestarian alam. Isu lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari ajaran agama,” tegasnya.
Mengakhiri sambutannya, Nadhif menekankan bahwa perhatian terhadap lingkungan kini menjadi bagian dari maqashid syariah.
“Mengapa ekoteologi menjadi domain Kemenag? Karena menjaga kelestarian lingkungan—hifdzu al-bi’ah—telah disepakati para ulama sebagai bagian dari perlindungan jiwa manusia. Jika lingkungan rusak, maka keselamatan manusia pun terancam. Maka merawat alam adalah bentuk ibadah,” tuturnya penuh makna. (isa)
