Usung Tema “Merapiku”, Siswa MTsN 8 Sleman Ikuti Lomba Membatik di MA Raudatul Mutaqin

Kemenag Sleman News – (MTsN 8 Sleman) Semangat pelestarian budaya kembali ditunjukkan oleh siswa MTsN 8 Sleman melalui partisipasi mereka dalam Lomba Membatik yang diselenggarakan di MA Raudatul Mutaqin pada Sabtu (8/11/2025). Salah satu peserta dari madrasah tersebut, Safa Raka Pratama, turut ambil bagian dengan menampilkan karya batik berjudul “Merapiku”. Karya ini berhasil menarik perhatian karena konsepnya yang kuat, penuh makna, dan menonjolkan kekayaan alam serta identitas budaya Kabupaten Sleman.
Batik “Merapiku” terinspirasi dari keagungan Gunung Merapi, simbol alam yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Sleman. Dalam karya ini, Safa Raka menggambarkan Merapi tengah meletus — bukan sebagai tanda bencana, tetapi sebagai lambang kekuatan, kehidupan, dan keindahan alam. Letusan gunung digubah secara artistik, di mana lava pijar divisualisasikan menjadi rangkaian bunga Parijotho, tanaman khas lereng Merapi yang menjadi identitas batik khas Sleman.
Karya ini menggunakan media kain Primissima di atas pewarna Remasol dengan ukuran 50×50 cm. Dengan teknik membatik tulis yang penuh ketelitian, Safa menggambarkan perpaduan warna merah keunguan dari bunga Parijotho, hitam dan abu-abu dari abu vulkanik Merapi, serta sentuhan lembut warna tanah yang memberi kesan harmoni antara kekuatan dan ketenangan. Melalui kombinasi warna tersebut, Safa ingin menyampaikan pesan bahwa dari setiap tantangan dan bahaya alam, selalu lahir keindahan dan kehidupan baru bagi masyarakat Sleman.
Bidang kain batik juga dihiasi dengan isen-isen seperti cecek dan sawut yang menggambarkan debu vulkanik dan gerak energi Merapi yang dinamis. Setiap garis dan titik yang tertuang mencerminkan semangat masyarakat Sleman yang tangguh, sabar, dan penuh harapan. Meski menggambarkan letusan gunung, karya ini tetap menghadirkan nuansa kesejukan dan kesuburan, sebagai simbol kehidupan yang terus berdenyut di lereng Merapi.
Menurut Safa Raka Pratama, karya ini merupakan bentuk rasa cinta terhadap daerah asalnya. “Gunung Merapi bagi saya bukan hanya gunung, tapi sahabat. Ia mengajarkan arti keteguhan dan kebersamaan bagi masyarakat Sleman. Lewat batik ini saya ingin menggambarkan bahwa alam dan manusia bisa hidup berdampingan secara harmonis,” ungkapnya dengan bangga.
Guru pendamping batik MTsN 8 Sleman, Rochmad Rapih Raharjo, S.Pd., memberikan apresiasi atas dedikasi dan kreativitas yang ditunjukkan oleh Safa. Ia menilai bahwa karya “Merapiku” menjadi wujud nyata pembelajaran seni yang tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai filosofi dan kecintaan terhadap alam serta budaya. “Melalui kegiatan seperti ini, siswa belajar bahwa batik bukan sekadar kain bergambar, melainkan bahasa visual yang menyampaikan cerita tentang jati diri dan kehidupan,” ujarnya. (adp)
