Kemenag Sleman Gas Literasi Unggul Berbasis Asta Protas melalui Pelatihan Smart Reading

Kemenag Sleman News –Peningkatan kualitas belajar kembali mendapat ruang penting di Kementerian Agama Kabupaten Sleman melalui penguatan budaya literasi yang cerdas, efektif, dan berkarakter. Semangat ini diwujudkan melalui pelatihan membaca cerdas yang digelar Seksi Pendidikan Madrasah di Aula Lantai 3 Kankemenag Sleman pada Sabtu (15/11/2025).
Program ini menjadi bagian dari komitmen menghadirkan layanan pendidikan yang unggul, adaptif, dan selaras dengan nilai Asta Protas Menteri Agama, khususnya pada aspek Transformasi Digital dan Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kasi Dikmad Kankemenag Sleman, H. Tulus Dumadi, serta seluruh jajaran, bersama narasumber utama Suyadi, dan Tim PT Insan Prima Baca Cerdas Yogyakarta. Sebanyak 70 siswa dari seluruh jenjang madrasah negeri—MI hingga MA—ikut serta sebagai peserta pilot project penguatan literasi ini.
Dalam sambutannya, H. Tulus Dumadi menegaskan bahwa pelatihan membaca cerdas merupakan langkah strategis untuk menumbuhkan budaya belajar yang progresif di madrasah.
“Kegiatan ini kami gagas untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa, terutama bagaimana menerapkan kiat membaca buku secara efektif dan praktis agar cepat memahami isi bacaan. Melalui kerja sama dengan para ahli, kami berharap program smart reading ini menjadi model inovatif bagi pengembangan literasi madrasah,” ujarnya.
Memasuki sesi inti, Suyadi bersama tim memaparkan berbagai teknik membaca cepat, strategi belajar menyenangkan, serta cara memaksimalkan potensi diri agar proses membaca menjadi lebih efektif dan menghasilkan pemahaman yang lebih dalam. Pendekatan ini sekaligus mendukung prinsip Asta Protas pada aspek Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Inovasi Pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pengembangan kompetensi.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif dan penuh antusiasme. Para siswa tampak menikmati setiap sesi yang dikemas dinamis, inspiratif, dan mudah dipraktikkan. Program ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari, dan diharapkan menjadi titik awal lahirnya gerakan literasi madrasah yang lebih modern, inklusif, dan berdaya guna bagi masa depan generasi pelajar Sleman. (isa)
