Belajar Praktik Terbaik PAIS dan Pesantren, Kemenag Gunungkidul Sambangi Kemenag Sleman

Kemenag Sleman News — Dalam upaya meningkatkan kualitas dan penguatan layanan pendidikan keagamaan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul melaksanakan kegiatan studi tiru ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Rabu (24/12). Kegiatan ini berlangsung di Smart Room Kantor Kemenag Sleman dan difokuskan pada pengelolaan layanan di Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS) serta Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren).
Rombongan Kemenag Gunungkidul dipimpin oleh Kepala Seksi PD Pontren yang juga menjabat sebagai Plt. Kepala Seksi PAIS, Harsono, S. Ag.,M.Si., beserta jajaran staf Seksi PD Pontren dan PAIS. Sementara itu, rombongan diterima langsung oleh Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Sleman, H. Achmad Fauzi, S.Ag., M.S.I., bersama Kepala Seksi PAIS Kemenag Sleman, Dr. Ali Afandi, beserta jajaran staf.
Dalam sambutannya, Harsono memperkenalkan seluruh anggota tim dan menyampaikan maksud serta tujuan studi tiru. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menggali informasi, pengalaman, serta best practices yang telah diterapkan Kemenag Sleman dalam pengelolaan dan peningkatan layanan PAIS dan PD Pontren, yang selanjutnya akan menjadi bahan pengembangan dan peningkatan mutu layanan di Kemenag Gunungkidul.
Sementara itu, Ali Afandi memaparkan berbagai program unggulan PAIS Kemenag Sleman, termasuk penguatan peran Tim Tunjangan Profesi Guru (TPG). Ia juga menjelaskan inovasi Metode Al-Handasah dalam pembelajaran Taman Baca Al-Qur’an (TBQ), serta pemanfaatan aplikasi Si Koper dan program P3KP sebagai bagian dari transformasi layanan PAIS. Dalam penyampaiannya, ia menekankan filosofi kerja aparatur, bahwa “bukan jabatan yang diraih, melainkan kebermanfaatan yang harus terus dihadirkan” ujarnya.
Pada sesi berikutnya, H. Achmad Fauzi memaparkan data dan pengelolaan layanan PD Pontren di Kemenag Sleman. Saat ini tercatat 155 pondok pesantren, 1.001 TPA, 104 Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), 5 PKPPS/PKBM berbasis pesantren, serta 4 Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Ia juga berbagi pengalaman hasil studi tiru pengelolaan PDF ke Pondok Pesantren Andalusia Banyumas serta kunjungan ke Pesantren Al Mubarok Wonosobo sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu kelembagaan pesantren.
Lebih lanjut, Fauzi menjelaskan peran strategis Kemenag Sleman dalam membangun kolaborasi lintas sektoral yang berfokus pada penguatan keterampilan dan kemandirian pesantren dengan menggandeng Baznas dalam program kemandirian pesantren, berupa bantuan entrepreneurship sebesar Rp5 juta per pesantren, yang dimanfaatkan untuk usaha produktif seperti budidaya ikan, pertanian, hingga pengembangan warung pesantren.
Tak hanya itu, Kemenag Sleman turut meyukseskan program Masjid, Pondok Pesantren, dan Madrasah Ramah Musafir selama masa libur Natal dan Tahun Baru sebagai wujud layanan keagamaan yang inklusif dan humanis.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing dan diskusi, diawali oleh Seksi PD Pontren Kemenag Gunungkidul yang menyampaikan sejumlah tantangan, di antaranya data TPQ yang belum terbarui secara optimal. Dilanjutkan oleh Seksi PAIS Kemenag Gunungkidul yang mengangkat isu TPG dan tunjangan kinerja (tukin) yang belum cair serta adanya selisih tukin.
Seluruh persoalan tersebut ditanggapi secara terbuka oleh tim PAIS dan PD Pontren Kemenag Sleman dengan berbagi strategi, solusi, dan praktik yang telah diterapkan, yang selama ini dinilai efektif dan berhasil dalam pelaksanaannya.
Melalui kegiatan studi tiru ini, kedua belah pihak berharap terjalin sinergi berkelanjutan antar Kemenag kabupaten/kota, sekaligus mendorong terwujudnya layanan pendidikan keagamaan yang semakin profesional, responsif, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
