Minggu, Oktober 12, 2025
Berita Madrasah

Api Unggun Sakral dan Megah Menyala di Banyunibo, Kemah Budaya MTsN 8 Sleman

Kemenag Sleman News (MTsN 8 Sleman) – Malam Rabu (18/06/2025) menjadi momen yang tak terlupakan bagi peserta Kemah Budaya MTsN 8 Sleman Tahun 2025. Bertempat di Bumi Perkemahan Banyunibo, api unggun dinyalakan dalam suasana yang sakral, megah, dan penuh makna. Api yang berkobar di tengah lapangan menjadi simbol semangat kebersamaan dan cinta tanah air bagi seluruh peserta kemah.

Kegiatan api unggun dimulai dengan prosesi pembawa obor dari perwakilan tiap kelas. Satu per satu peserta membawa obor dengan penuh kehikmatan, berjalan membentuk lingkaran di sekeliling tumpukan kayu yang telah disusun rapi. Ketika seluruh obor telah tiba di pusat arena, lampu dimatikan—menambah kekhidmatan suasana malam yang sunyi dan penuh harap.

Acara dipandu dengan penuh penghayatan oleh dua pembawa acara, Yuswita Silvi Aprilia Putri dari kelas 7B dan Rizki Anasti Meisyaputri dari kelas 7F. Dengan suara tenang dan lantang, keduanya mengajak peserta untuk merenungi arti semangat Pramuka, persatuan, dan kebudayaan dalam bingkai Kemah Budaya.

Puncak acara ditandai dengan penyalaan api unggun yang dilakukan oleh perwakilan pembina dan Kamabigus. Sesaat setelah api berkobar, para peserta memberikan tepuk tangan meriah, dan dilanjutkan dengan atraksi cahaya dari Dewan Penggalang yang memukau penonton. Sorotan api berpadu dengan pancaran semangat para siswa yang berjejer rapi mengenakan seragam Pramuka lengkap.

Kamabigus MTsN 8 Sleman, Agus Sholeh, S.Ag., menyampaikan harapannya dalam amanat singkat, “Api unggun ini adalah simbol semangat. Kobaran api malam ini semoga menyalakan semangat adik-adik untuk terus berbuat baik, bekerja sama, dan mencintai tanah air.”

Pembina Pramuka, Dra. Hartini, juga menambahkan, “Ini bukan hanya kegiatan simbolik, tapi sebuah proses membangun karakter. Saya bangga melihat antusiasme dan semangat anak-anak. Ini menunjukkan bahwa mereka siap menjadi generasi penerus bangsa.”

Tidak hanya menjadi penanda malam kebersamaan, api unggun juga menjadi ajang kontemplasi bagi siswa untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, keberanian, serta persaudaraan dalam keberagaman. Nyala api di langit Banyunibo malam itu seolah menjadi simbol kobaran cita-cita generasi muda yang ingin bersinar untuk Nusantara.

Kegiatan api unggun ini sekaligus menjadi penutup rangkaian hari kedua Kemah Budaya, meninggalkan kesan mendalam dan semangat baru bagi para peserta untuk melanjutkan kegiatan hari berikutnya dengan penuh energi. (idw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

♿ Aksesibilitas