Kepala MAN 4 Sleman Raih Penghargaan Internasional di Malaysia Berkat Inovasi AI-Dakwah
Kemenag Sleman News- Kuching, Malaysia – Dunia pendidikan Indonesia kembali menorehkan tinta emas di kancah internasional. Kepala MAN 4 Sleman, Ahmad Arif Ma’ruf, sukses mengharumkan nama Kemenag RI dalam ajang BIICC (Borneo International Innovation and Creativity Competition) yang digelar di Kuching, Malaysia, pada 20–30 Juni 2025.

Kompetisi prestisius ini diselenggarakan oleh Malaysia Young Scientists Organisation (MYSO) bekerja sama dengan Malaysia Record, dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Thailand, Azerbaijan, Turkmenistan, Filipina, Kazakhstan, Indonesia, dan negara-negara lainnya. Dari sekian banyak inovasi dan penelitian yang dipresentasikan, satu nama dari Indonesia berhasil menyita perhatian juri yaitu Ahmad Arif Ma’ruf dengan riset inovatifnya yang bertajuk “AI-Dakwah: Development of Multilingual Friday Sermon Texts Based on Artificial Intelligence for Global Da’wah.”
Proyek yang diusung Arif merupakan hasil pengembangan riset R7D (Research, Design, Development, Dissemination, Deployment, Diffusion, and Documentation) yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menyusun teks khutbah Jumat dalam berbagai bahasa, dengan tujuan memperluas jangkauan dakwah Islam ke seluruh dunia. Inovasi ini bukan hanya menjawab tantangan zaman, tetapi juga menjadi jembatan peradaban antara Islam, teknologi, dan kemanusiaan.
Tidak sendirian, Arif menggandeng tim solid dari MAN 4 Sleman yang terdiri dari para guru hebat: Edy Suparyanto, Dzulhaq Nurhadi, Umi Hidayati, dan Dwi Astuti Handayani. Kolaborasi lintas bidang ini menunjukkan bahwa kekuatan riset bisa lahir dari lingkungan madrasah, yang selama ini dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis keagamaan, dengan cita rasa teknologi tingkat tinggi.
Dewan juri BIICC memberikan apresiasi luar biasa atas ide dan implementasi AI dalam ranah dakwah ini. Alhasil, medali Perunggu pun dianugerahkan kepada tim MAN 4 Sleman sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi, orisinalitas, dan dampak global dari proyek AI-Dakwah tersebut.
“Kami tidak menyangka, riset dari madrasah bisa mendapat pengakuan internasional. Ini bukan semata kemenangan pribadi, tapi kemenangan dunia pendidikan Islam yang progresif dan adaptif terhadap era digital,” ujar Ahmad Arif Ma’ruf usai mendengar pengumuman awarding.
Capaian ini menjadi bukti bahwa madrasah bukan hanya benteng moral dan spiritual, tetapi juga laboratorium inovasi masa depan. MAN 4 Sleman membuktikan bahwa dengan kolaborasi, visi global, dan semangat literasi digital, madrasah bisa berdiri sejajar di panggung dunia.
Sebuah prestasi yang membakar semangat generasi muda untuk terus berkarya dan berinovasi! (aam/dzl)