Kakan Kemenag Sleman Tekankan Pentingnya Solusi Cerdas: MTQ Harus Berproses, Bukan Sekadar Seremonial

Kemenga Sleman News– Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman, H. Nadhif, S.Ag., M.S.I., kembali menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin yang selalu menghadirkan solusi dalam setiap tantangan yang dihadapi jajarannya. Hal ini tampak dalam audiensi bersama para pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Rabu (3/9/2025) di Ruang Kerja Kepala Kantor.
Dalam pertemuan tersebut, para pengawas menyampaikan keluhan terkait keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Menanggapi hal itu, Kakan Kemenag menegaskan bahwa MTQ tidak boleh hanya dipandang sebagai kegiatan seremonial yang sekadar berjalan, melainkan harus menjadi sebuah proses pembinaan berkelanjutan.
“MTQ bukan sekadar acara tahunan. Ada proses yang harus diperkuat, dengan melibatkan penyuluh dan menjadikan sekolah-sekolah sebagai kelompok binaan. Pembinaan itu yang akan menghidupkan MTQ agar benar-benar memberi dampak,” tegas H. Nadhif.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya kemandirian dalam pengelolaan anggaran kegiatan. Menurutnya, MTQ harus didukung dengan semangat dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Salah satu langkah konkret yang ditawarkan adalah dengan mendorong para guru untuk mengoptimalkan zakat profesi melalui Baznas.
“Saya minta tolong sosialisasikan kepada guru-guru, bagaimana zakat profesi bisa langsung di-autodebet ke Baznas. Dari situ nanti bisa dialokasikan untuk mendukung kegiatan MTQ. Jadi tidak hanya bergantung pada anggaran negara,” ujarnya.
Kakan Kemenag juga menyampaikan bahwa pola ini telah dikomunikasikan dengan Baznas, termasuk rencana pembiayaan bagi guru yang belum mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). “Baznas bisa membantu membiayai. Nanti saat mereka sudah mendapatkan Tunjangan Profesi Guru, zakat profesinya bisa kembali ke Baznas. Siklus ini akan saling menguatkan,” tambahnya.
Di akhir arahannya, H. Nadhif menegaskan bahwa keterbatasan anggaran bukanlah alasan untuk berhenti berinovasi. Justru, tantangan itu harus dijawab dengan pola pikir cerdas, kolaborasi lintas pihak, dan semangat kemandirian. “Kita tidak bisa bergantung penuh pada anggaran negara. Mari kita berpikir cerdas, membangun kegiatan dengan anggaran yang kita kelola bersama, melalui kolaborasi yang memberi manfaat timbal balik,” tandasnya.
Audiensi berlangsung hangat dan penuh semangat, memperlihatkan sinergi antara pengawas PAI dengan kepala kantor untuk menghadirkan solusi nyata dalam pengembangan kegiatan keagamaan di Sleman. (Nisma)