Kemenag Sleman Perkuat Integritas, Optimalkan Keuangan Pesantren & Pembelajaran Kitab Kuning

Kemenag Sleman News – Komitmen meningkatkan mutu lembaga pendidikan Islam terus digencarkan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman. Melalui Seksi PD Pontren Kankemenag Sleman menggelar kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan Pesantren dan Peningkatan Kapasitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning, di Aula Lantai 3 Kankemenag Sleman pada Jumat (19/9/2025)
Acara ini diikuti perwakilan 50 pondok pesantren se-Kabupaten Sleman dan seluruh pegawai Seksi PD Pontren. Kepala Seksi PD Pontren, H. Achmad Fauzi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan akuntabilitas dan integritas lembaga pendidikan Islam.
“Penguatan tata kelola keuangan dan kompetensi pembelajaran kitab kuning adalah satu rangkaian yang tidak terpisahkan. Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pesantren sekaligus menjawab tantangan era digital yang semakin kompleks,” ujar Fauzi.
Selain membahas tata kelola keuangan yang ideal, kegiatan ini juga menghadirkan narasumber sekaligus penulis buku Nahwu Praktis Metode Fadlun Minalloh, Ahmad Faiz Abiyoso, yang memaparkan metode pembelajaran kitab kuning yang efektif dan aplikatif.
Menurut Ahmad Faiz, karakteristik santri di Yogyakarta unik karena sebagian besar adalah santri “mahasiswa” atau “pelajar” yang mondok sambil menempuh pendidikan formal di luar pesantren.
“Santri seharusnya memiliki target capaian yang jelas. Membaca kitab kuning tidak cukup hanya formalitas, tetapi harus benar-benar dikuasai. Pesantren perlu memiliki metode yang efektif agar santri mampu membaca kitab kuning secara mandiri dan kompetitif,” tegas Ahmad Faiz.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kualitas manajemen pesantren sekaligus meningkatkan daya saing santri Sleman. Hal ini mengingat hasil Musabaqah Qiraatul Kutub Nasional (MQKN) di Wajo, Sulawesi Selatan, menunjukkan Sleman masih perlu meningkatkan efektivitas pembelajaran kitab kuning.
Seluruh peserta tampak antusias mengikuti kegiatan hingga akhir, dengan harapan pengelolaan keuangan pesantren semakin transparan dan pembelajaran kitab kuning semakin efektif, sehingga lahir generasi santri yang unggul, berintegritas, dan siap menghadapi tantangan zaman. (isa)