Santri PPMU MAN 3 Sleman Ikuti Diskusi Tentang “Santri Keren dengan Pergaulan yang Sehat dan Beken”

Kemenag Sleman News (MAN 3 Sleman) — Santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Muntasyirul Ulum (PPMU) MAN 3 Sleman mengikuti kegiatan sharing dan diskusi dengan topik “Santri Keren dengan Pergaulan yang Sehat dan Beken”. Kegiatan diskusi ini berlangsung di ruang AVA MAN 3 Sleman, Sabtu (20/9/2025) malam.
Acara ini merupakan hasil kerja sama Bimbingan dan Konseling MAN 3 Sleman dengan mahasiswa PPL UIN Sunan Kalijaga serta mahasiswa magang dari UNISA. Sebelum diskusi dimulai, Dr. Failasufah, M.Pd.I selaku koordinator BK memberikan pengarahan tentang pentingnya menjaga pergaulan sesuai dengan nilai-nilai agama, karena pergaulan yang tidak sehat tidak sesuai dengan tuntunan Islam.
“Santri yang masih berusia remaja tentunya berada pada fase gejolak remaja yang dipengaruhi oleh pertumbuhan hormonal, perlu ada edukasi tentang membangun pergaulan remaja yang sehat,” terang Faila.
Di era ini jika remaja tidak berhati-hati dalam pergaulan mereka dapat terjebak pada pergaulan yang tidak sehat. Banyak muncul fenomena seperti adanya toxic dalam pergaulan, hubungan remaja putra dan putri yang kurang baik seperti adanya hubungan tanpa status (HTS) antara laki-laki dan perempuan, dan pergaulan yang kurang sehat lainnya, tentunya dapat berpengaruh terhadap prestasi dan masa depan.

Agar diskusi lebih fokus, para santri dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing didampingi mahasiswa. Dengan cara ini, santri dapat lebih leluasa berbagi pengalaman dan bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan remaja, pertemanan, maupun tantangan pergaulan.
“Melalui diskusi ini, harapannya para santri dapat membuka wawasan agar lebih bijak dalam bergaul, menjaga diri, serta memahami bahwa pertemanan yang sehat akan berdampak positif terhadap prestasi akademik dan masa depan, sedangkan pergaulan yang tidak sehat justru berisiko merugikan diri sendiri,” harap Faila.
Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah preventif bagi para santri, agar mereka tidak terjebak dalam pola pergaulan yang salah. Dengan pemahaman sejak dini, diharapkan para santri dapat menghindari dampak negatif yang serius, seperti menurunnya konsentrasi belajar, berkurangnya prestasi, timbulnya masalah psikologis, bahkan hilangnya arah masa depan. Lebih jauh lagi, pergaulan yang tidak sehat juga berpotensi mencoreng nama baik diri sendiri maupun lembaga pendidikan tempat mereka menuntut ilmu. (bk)