Kakankemenag Sleman H. Nadhif Dorong Penguatan Karakter Siswa lewat Talkshow Literasi Digital di MAN 1 Sleman

Kemenag Sleman News — Dalam upaya menumbuhkan generasi madrasah yang cerdas, kreatif, dan beretika digital, MAN 1 Sleman menghadirkan semangat literasi melalui talkshow bertajuk “Literasi Cerdas: Menuju Generasi Kreatif, Menjaga Etika di Ruang Digital”, Selasa (28/10/2025).
Tampil sebagai narasumber antara lain Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman H. Nadhif, Ketua DPRD Kabupaten Sleman Muhammad Yazid, dan Anggota DPRD DIY Fauziah Yulianti, S.S. dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Acara berlangsung interaktif dipandu oleh Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom., dosen Universitas Ahmad Dahlan, yang juga turut menghadirkan suasana dialogis dan penuh makna.
Menariknya, beberapa narasumber tersebut merupakan alumni MAN 1 Sleman, sehingga suasana talkshow terasa akrab dan sarat nostalgia. Civitas akademika madrasah, unsur Forkompim Kecamatan, tokoh masyarakat, serta tokoh agama tampak antusias mengikuti jalannya acara.
Dalam paparannya, H. Nadhif menekankan pentingnya membangun karakter siswa madrasah melalui literasi digital yang berlandaskan nilai-nilai Qurani dan akhlak Nabi. Ia menyebutkan bahwa etika bermedia merupakan bagian dari pembentukan karakter yang selaras dengan semangat Kurikulum Berbasis Cinta yang tengah digagas oleh Menteri Agama RI.
“Cinta adalah fondasi dari setiap tindakan pendidikan. Dengan cinta, kita menanamkan nilai adab, etika, dan kasih sayang di tengah derasnya arus informasi digital. Literasi digital bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis di dunia maya, tapi juga kemampuan menjaga hati dan niat agar tetap jernih dan berakhlak,” ujar H. Nadhif.
Sementara itu, Muhammad Yazid memandang literasi digital sebagai keterampilan penting bagi generasi muda, khususnya di era politik dan sosial yang dinamis. Ia menekankan perlunya etika dan kedewasaan dalam berpendapat di ruang publik digital.
“Media digital harus kita jadikan sarana memperluas wawasan, bukan ajang saling menjatuhkan. Anak-anak madrasah harus menjadi teladan: kreatif, santun, dan cerdas beretika,” tutur Yazid memberi semangat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Fauziah Yulianti, yang menyoroti pentingnya membangun budaya literasi di madrasah melalui akses informasi yang sehat dan edukatif. Ia berharap generasi muda Sleman tumbuh sebagai pribadi pembelajar sepanjang hayat yang cinta ilmu dan cinta kebaikan.
Kegiatan ditutup dengan pesan inspiratif dari para narasumber agar siswa madrasah terus aktif berkarya di dunia digital tanpa kehilangan nilai karakter dan etika.
Semangat literasi yang bernafaskan cinta, sebagaimana visi besar Kementerian Agama RI, menjadi ruh yang menyertai setiap langkah pembelajaran di madrasah—mewujudkan generasi yang modern dalam karya, santun dalam sikap, dan kuat dalam karakter. (isa)
