Kemenag Sleman, Baznas dan Rumah Yatim Luncurkan Program Pemberdayaan Ekonomi Umat: Langkah Nyata Menuju Indonesia Emas 2045

Kemanag Sleman News – Kementerian Agama Kabupaten Sleman bersama Baznas, dan Rumah Yatim meluncurkan sekaligus menyerahkan bantuan Program Pemberdayaan Ekonomi Umat (PEU) Berbasis KUA pada Senin (9/9). Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Sleman, H. Nadhif, S.Ag., M.S.I., Perwakilan Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY Ujang Sihabudin, Kepala KUA Godean Abdul Rohim, perwakilan Baznas Sleman, LAZ Rumah Yatim, serta para pelaku usaha penerima manfaat.
Dalam sambutannya, Kakan Kemenag Sleman menegaskan bahwa program ini menjadi salah satu ikhtiar konkret untuk mendukung cita-cita besar Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, ada tiga indikator penting yang harus dipenuhi, yakni peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), peningkatan pendapatan per kapita, serta terjaganya persatuan dan harmoni sosial.
“Sleman memiliki IPM 87, tertinggi di DIY. Namun pendapatan per kapita kita masih di angka Rp54 juta per tahun. Untuk mencapai Indonesia Emas, minimal harus menembus Rp157 juta. Melalui program PEU ini, Kemenag hadir memperkuat literasi, membangun sinergitas, serta memberikan pendampingan kepada masyarakat. Dengan kerja sama semua pihak, target itu bukan hal yang mustahil,” ujar H. Nadhif.
Program PEU ini dirancang sebagai bentuk nyata kontribusi Kemenag dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Kemenag Sleman mengintegrasikan peran lembaga pendidikan, penyuluh agama, serta sinergi bersama Baznas dan LAZ dalam mengoptimalkan potensi zakat dan wakaf produktif.

Kepala Tim 3 Bidang Penerangan Zakat dan Wakaf (Penaizawa) Kanwil Kemenag DIY, Ujang Sihabuddin, M.S.I., menambahkan bahwa pemberdayaan ekonomi umat menjadi program prioritas Kemenag.
“Kemenag mendorong penguatan melalui berbagai model, mulai dari pemberdayaan berbasis KUA, program Kampung Zakat di Turi dan Tempel, inkubasi wakaf produktif, hingga Kota Wakaf di Gunung Kidul dan Kulonprogo. Kolaborasi ini diharapkan mampu menekan angka kemiskinan di DIY, sekaligus menjadikan zakat dan wakaf lebih berdampak nyata bagi kemaslahatan umat,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, 10 pelaku usaha lokal menerima bantuan, termasuk Suyatno, produsen donat dan keripik singkong asal Godean. Dengan dukungan ini, ia optimis usahanya bisa tumbuh lebih besar.
“Saat ini produksi donat saya baru 12 box per hari. Harapannya dengan adanya bantuan dari program ini, usaha saya bisa berkembang lebih besar lagi dan bisa membuka peluang usaha lainnya,” ungkapnya penuh semangat.
Program PEU di KUA Godean menjadi bukti nyata bahwa Kemenag tidak hanya hadir dalam aspek keagamaan, tetapi juga berkomitmen mengangkat kesejahteraan masyarakat. Dengan penguatan zakat, wakaf, dan kolaborasi lintas lembaga, Sleman diharapkan semakin maju menuju cita-cita Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. (Aji)