Pramuka Penggalang MTsN 8 Sleman Semangat Ikuti Giat Pionering di Kemah Budaya

Kemenag Sleman News – (MTsN 8 Sleman) Bumi Perkemahan Banyunibo kembali menjadi saksi semangat dan kreativitas para Pramuka Penggalang MTsN 8 Sleman dalam kegiatan Kemah Budaya yang digelar pada Rabu (18/6/2025). Salah satu kegiatan yang paling ditunggu dan antusias diikuti adalah giat pionering. Kegiatan ini menuntut kerja sama, ketelitian, serta ketangkasan para peserta dalam mengaplikasikan keterampilan tali-temali dan membangun berbagai bentuk konstruksi dari tongkat dan tali. Di bawah panas matahari dan semangat persaudaraan yang tinggi, para penggalang dengan sigap menunjukkan kekompakan tim mereka dalam menyelesaikan tantangan pionering.
Sejak pagi hari, para peserta sudah bersiap dengan perlengkapan pionering seperti tongkat bambu, tali pramuka, dan perlengkapan keselamatan lainnya. Mereka dibagi menjadi beberapa regu dan diberikan waktu untuk merancang serta membangun karya pionering yang telah ditentukan panitia. Ada yang membangun menara pandang sederhana, rak sepatu lapangan, tempat jemuran, dan gapura mini. Tak hanya mengandalkan keterampilan teknis, kegiatan ini juga menguji kreativitas dan kemampuan kerja sama dalam regu masing-masing.
Suasana di lapangan pionering terasa semarak. Sorak-sorai dan yel-yel penyemangat dari tiap regu terdengar bersahut-sahutan. Hal ini menunjukkan semangat luar biasa yang ditunjukkan oleh para penggalang. Mereka saling memberi semangat, bekerja sama tanpa mengenal lelah, bahkan ketika harus membongkar dan memperbaiki bangunan yang kurang kuat. Pemandangan seperti ini menjadi bukti nyata bahwa kegiatan kepramukaan mampu menanamkan nilai-nilai kerja keras, gotong royong, dan pantang menyerah sejak dini.
Salah satu Kakak Pembina yang mendampingi giat pionering, Kak Bambang, mengungkapkan rasa bangga dan senangnya menyaksikan antusiasme para penggalang dalam mengikuti kegiatan ini. “Saya merasa sangat senang dan bangga melihat anak-anak begitu semangat dan kompak dalam menyelesaikan proyek pionering mereka. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan kepramukaan benar-benar bisa diterapkan dengan baik oleh para peserta,” ujar Kak Bambang saat diwawancarai di sela kegiatan.
Menurutnya, pionering bukan sekadar ajang keterampilan, tetapi juga media untuk melatih mental, ketekunan, dan sikap tanggung jawab. Para penggalang dituntut untuk tidak hanya menyelesaikan tugas, tetapi juga menjaga keselamatan dan memperhatikan kekuatan bangunan mereka. Selain itu, pionering juga menjadi ajang mengasah kepemimpinan karena tiap anggota regu harus berperan aktif dan mengikuti arahan dengan baik.
Kegiatan pionering kali ini juga dinilai sebagai bentuk implementasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, seperti kerja sama, saling menghargai, dan semangat gotong royong. Melalui pionering, para penggalang tidak hanya belajar teknik tali-temali dan membuat bangunan sederhana, tetapi juga belajar bagaimana berkontribusi dalam tim dan menyelesaikan masalah bersama-sama. Kegiatan ini pun dinilai sangat mendukung tujuan dari Kemah Budaya yang ingin menanamkan pendidikan karakter berbasis budaya dalam bentuk nyata.
Adanya giat pionering hari itu, para penggalang merasa puas dan bangga atas hasil kerja regu mereka. Meski lelah, namun semangat dan kebersamaan yang terbangun membuat pengalaman ini menjadi momen tak terlupakan dalam kegiatan Kemah Budaya. Panitia dan para pembina berharap semangat dan nilai-nilai positif yang mereka tanamkan selama kegiatan ini dapat terus tumbuh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari para peserta, baik di madrasah maupun di lingkungan sekitar. (adp)